Selasa, 28 November 2017

#KRITIK ARSITEKTUR - TUGAS 3

KRITIK ARSITEKTUR TERUKUR

Definisi
Sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif. Metode kritik dengan melihat ukuran dan besaran ruang yang digunakan dalam sebuah bangunan dengan acuan standarisasi dengan bangunan lainnya. dan juga dapat mengacu pada standarisasi yang telat ditetapkan dalam Data Arsitektur (Neufert Architect’s Data) dan Time Saver.

Metode
Hakikat metode kritik terukur, kritik pengukuran menyatakan satu penggunaan bilangan atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara menganalisa bangunan melalui hukum-hukum matematika tertentu. Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam. Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi. Bilangan atau standar pengukuran secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.
Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat berupa : Ukuran batas minimum atau maksimum, Ukuran batas rata-rata (avarage), Kondisi-kondisi yang dikehendaki contoh : Bagaimana Pemerintah daerah melalui Peraturan Tata Bangunan menjelaskan beberapa standar normatif : Batas maksimal ketinggian bangunan, sempadan bangunan, Luas terbangun, ketinggian pagar yang diijinkan.
Ada kalanya standar dalam pengukuran tidak digunakan secara eksplisit sebagai metoda kritik karena masih belum cukup memenuhi syarat kritik sebagai sebuah norma contoh : Bagaimana Huxtable menjelaskan tentang kesuksesan perkawinan antara seni di dalam arsitektur dengan bisnis investasi konstruksi yang diukur melalui standardisasi harga-harga.
Norma atau standar yang digunakan dalam Kritik pengukuran yang bergantung pada ukuran minimum/maksimum, kondisi yang dikehendaki selalu merefleksikan berbagai tujuan dari bangunan itu sendiri.
Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam petunjuk sebagai beikut: Tujuan Teknis (Technical Goals) Tujuan Fungsi (Functional Goals) Tujuan Perilaku (Behavioural Goals).

Tujuan Teknis Metode Kritik Terukur
Kesuksesan bangunan dipandang dari segi standarisasi ukurannya secara teknis contoh : Sekolah, dievaluasi dari segi pemilihan dinding interiornya. Pertimbangan yang perlu dilakukan adalah :
1. Stabilitas Struktur
• Daya tahan terhadap beban struktur
• Daya tahan terhadap benturan
• Daya dukung terhadap beban yang melekat terhadap bahan
• Ketepatan instalasi elemen-elemen yang di luar sistem
2. Ketahanan Permukaan Secara Fisik
• Ketahanan permukaan
• Daya tahan terhadap gores dan coretan
• Daya serap dan penyempurnaan air
3. Kepuasan Penampilan dan Pemeliharaan
• Kebersihan dan ketahanan terhadap noda
• Timbunan debu

Kelebihan Kritik Terukur
Metodenya terukur secara kuantitatif. Memiliki Pertimbangan yang diperlukan dalam tujuan fungsi metode kritik terukur.


Kekurangan Kritik Terukur
Kegiatan pendapat atau tanggapan terhadap sesuatu hal yang disertai dengan uraian dan pertimbangan baik buruknya hal tersebut, tetapi mengkritik biasanya lebih cenderung dikaitkan dengan hal-hal yang dinilai kurang baik atau buruk.









·  Architects  : Machado and Silvetti Associates
·  Location    : Clinton, NY 13323, USA
·  Architect in Charge  : Rodolfo Machado

Bangunan ini dirancang untuk melayani kebutuhan para aktifis seni. Ruang-ruang yang tercipta didesain sedemikian rupa guna mempertajam daya kreatifitas para aktifis seni. Orientasi bangunan ini merespon dari kondisi lingkungan sekitar  yang sejuk,asri, dan masih hijau. Tak heran jika orientasi bangunannya menghadap ke sebuah halaman yang sangat indah untuk dinikmati dengan bukaan-bukaan yang lebar. Material untuk sekat antar ruang pun disesuaikan dengan jenis dan fungsi ruangan tersebut. Struktur bangunan didominasi oleh bahan beton dan baja. Salah satu fasilitas di lantai 2 ini, yaitu ruang 2D. Di desain seperti bengkel seni yang masing-masing dipisahkan oleh dinding partisi. Ada selasar untuk menampilkan karya seni 2D. Bagian lounge dirancang senyaman mungkin dengan kualitas pencahayaan  yang baik dengan bukaan-bukaan yang lebar. Fasilitas :
  1. 3 Jenis ruang pertunjukkan termasuk teater 4D
  2. Ruang kelas, ruang fotografi
  3. Kantor fakultas
  4. Ruang lokakarya
  5. Studio 2D dan 3D
  6. Dan sebagainya
Dengan pemakaian fasilitas selama 24 jam
Ruang 3D berada di lantai 1 berada di bawah ruang 2D, karena untuk mempermudah mobilisasi barang/alat berat yang biasanya untuk mengolah karya seni 3D. Ruang studio 2D sekaligus dijadikan gallery membuat kesan ruangan menjadi aktif dan terkonsentrasi pada kegiatannya.

Sumber :
http://muhamadzehanci.blogspot.co.id/2017/01/kritik-arsitektur-terukur.html
https://www.archdaily.com/635562/kennedy-center-for-theatre-and-the-studio-arts-machado-and-silvetti-associates