Rabu, 18 November 2015

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

Sustainable architecture atau dalam bahasa Indonesianya adalah arsitektur berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut.


Konsep arsitektur berkelanjutan
1. Dalam efisiensi penggunaan energi:
a. Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami secara maksimal pada siang hari, untuk mengurangi penggunaan energi listrik.
b. Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara buatan (air conditioner).
c. Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang, dan cara-cara inovatif lainnya.
d. Memanfaatkan air hujan dalam cara-cara inovatif untuk menampung dan mengolah air hujan untuk keperluan domestik.
e. Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan dan penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk wilayah dengan iklim tropis.
2. Dalam efisiensi penggunaan lahan:
a. Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman. Menggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu.
b. Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan (taman atap), taman gantung (dengan menggantung pot-pot tanaman pada sekitar bangunan), pagar tanaman atau yang dapat diisi dengan tanaman, dinding dengan taman pada dinding ,dan sebagainya.
c. Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagi dengan bangunan.
d. Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman (sesuai dengan fleksibilitas buka-tutup yang direncanakan sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan, memberikan fleksibilitas ruang yang lebih besar.
e. Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam menggunakan berbagai potensi lahan, misalnya; berapa luas dan banyak ruang yang diperlukan? Dimana letak lahan (dikota atau didesa) dan bagaimana konsekuensinya terhadap desain? Bagaimana bentuk site dan pengaruhnya terhadap desain ruang-ruang? Berapa banyak potensi cahaya dan penghawaan alami yang dapat digunakan?
3. Dalam efisiensi penggunaan material :
a. Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.
b. Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.
c. Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material seperti kayu.
4. Dalam penggunaan teknologi dan material baru :
a. Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen.
b. Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.
5. Dalam manajemen limbah :
a. Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black water, grey water) yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.
b. Cara-cara inovatif yang patut dicoba seperti membuat sistem dekomposisi limbah organik agar terurai secara alami dalam lahan, membuat benda-benda yang biasa menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah terdekomposisi secara alami.
Material alam
     Penggunaan material alam sangat direkomendasikan untuk dipakai karena akan lebih bersahabat kepada penggunanya. Di sinilah terungkapkan bahwa ada perbedaan yang cukup besar antara material alam dengan material buatan manusia. Material alam yang merupakan karya Tuhan tidak meradiasikan panas dan tidak merefleksikan cahaya.
Contoh: daun pada pepohonan. Kita akan merasa sejuk berada di bawahnya. Berbeda dengan tenda ataupun material buatan manusia lainnya. Kita akan tetap merasa panas dan tidak nyaman.
Aplikasinya dalam berarsitektur, misalnya penggunaan cobbale stone pada bak kontrol. Selain dapat menyerap air, cobbale stone ini bisa ditumbuhi rumput. Dan rumput itulah yang membawa ‘ruh’ pada bak kontrol. Sehingga space berubah menjadi placeSpace adalah ruang yang belum punya makna. Place adalah spaceyang telah memiliki kehidupan di dalamnya.
SUMBER : 
  1. https://rezaprimawanhudrita.wordpress.com/2010/01/25/pengertian-kaidah-dan-konsep-arsitektur-berkelanjutan/

Selasa, 17 November 2015

ARSITEKTUR LINGKUNGAN

A.    PENGERTIAN ARSITEKTUR LINGKUNGAN


            Berdasarkan kamus,  kata arsitektur (architecture),  berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya,  yaitu Archi = kepala,  dan techton = adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan tukang,  maka architecture sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan. Berdasarkan anggaran dasar Ikatan Arsitektur Indonesia,  arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan,  ilmu,  teknologi,  dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan,  sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia.

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,  arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,  mulai dari level makro yaitu perencanaan kota,  perancangan perkotaan,  arsitektur lanskap,  hingga ke level mikro yaitu desain bangunan,  desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah,  air,  energi surya,  mineral,  serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan,  dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah,  udara,  air,  iklim,  kelembaban,  cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan,  manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ekologi.
Arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota,  landscape planning,  urban design,  interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam,  yang meliputi air,  tanah,  udara,  iklim, cahaya,  bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architectur).

B.     PENGERTIAN ARSITEKTUR EKOLOGI
Arsitektur ekologi adalah suatu keselarasan antara suatu bentuk masa (bangunan) dengan alam atau lingkungan sekitarnya, mulai dari atmosfer,  biosfer, lithosfer serta komunitas, yang mana semua unsur serta nilai-nilai yang ada dapat berjalan harmoni sehingga dapat di rasakan kenyaman,  kemanan, keindahan serta ketertarikan. Arsitektur ekologi sendiri telah lama di terapkan di eropa,  amerika dan Asia tentunya,  di mulai dengan merencanakan suatu resort, villa,  lodge,  taman,  dan lain-lain yang sebagian bertujuan hanya sebagai tempat peristirahatan,  rekreasi,  camping ground,  atau lainnya,  sementara nilai-nilai ekologi adalah suatu kewajiban yang di bawa ke dalamnya,  tetapi sekarang ini setelah semakain banyak timbulnya bencana,  nilai nilai ekologi ini di terapkan kembali sebagai suatu prioritas, jadi mungkin dapat kita mengerti bahwa kita dapat memulainya dri lingkungan kita sendiri,  baik itu tempat kita tinggal,  dan tempat kita bekerja,  sehingga ada suatu kenyaman serta kepuasan dengan apa yang telah kita pertahankan untuk menjaga kualitas lingkungan kita.
Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya.
Arsitektur ekologimerupakan perancangan arsitektur yang ekologis atau biasa disebut dengan arsitektur yang berwawasan lingkungan. Proses pendesainan dilakukan dengan pendekatan dengan alam, alam sebagai dasar dalam desain si arsitek. Proses pendekatan ini menggabungkan teknologi dengan alam. menggunakan alam sebagai basis design, strategi konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada semua tingkatan dan skala untuk menghasilkan suatu bentuk bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang revolusioner dengan menerapkan teknologi dalam perancangannya. Perwujudan dari desain ekologi arsitektur adalah bangunan yang berwawasan lingkungan yang sering disebut dengan green building.
Prinsip-prinsip ekologi sering berpengaruh terhadap arsitektur (Batel Dinur, Interweaving Architecture and Ecology – A theoritical Perspective):
1. Flutuation
Prinsip fluktuasi menyatakan bahwa bangunan didisain dan dirasakan sebagai tempat membedakan budaya dan hubungan proses alami. Dalam hal ini bangunan harus dapat mencerminkan proses alami yang terjadi di lokasi dan tidak menganggap suatu penyajian berasal dari proses melainkan proses benar-benar dianggap sebagai proses. Fluktuasi juga bertujuan agar manusia dapat merasakan hubungan atau koneksi dengan kenyataan yang terjadi pada lokasi tersebut.
2. Stratifiction
Stratifikasi bermaksud untuk memunculkan interaksi dari perbedaan bagian-bagian dan tingkat-tingkat, bermaksud untuk melihat interaksi antara bangunan dan lingkungan sekitar. Semacam organisasi yang membiarkan kompleksitas untuk diatur secara terpadu.
3. Interdependence (saling ketergantungan)
Menyatakan bahwa hubungan antara bangunan dengan bagiannya adalah hubungan timbal balik. Peninjau (perancang dan pemakai) seperti halnya lokasi tidak dapat dipisahkan dari bagian bangunan, saling ketergantungan antara bangunan dan bagian-bagiannya berkelanjutan sepanjang umur bangunan.
Kata-kata arsitektur ekologi,  mengandung arti yang sangat kompleks dan mungkin agak sedikit rumit untuk di dapat di pahami,  jadi mungkin disini dapat kita urai apa sebenarnya ekologi dan apa itu arsitektur ekologi, berasal dari kata ekologi yang artinya adalah lingkungan (lingkungan yang terpelihara mulai dari Atmosfer,  Biosfer,  dan Lithosfer),  sedangkan arsitektur adalah,  suatu bentuk atau masa,  atau juga tata ruang yang terencana secara fungsional yang direncanakan oleh arsitek serta disiplin ilmu lain yang terlibat di dalamnya,  jadi dapat di ambil pengertian bahwa Ekologi Arsitektur selain dari pada bentuk masa bangunan, material,  tata ruang atau pun nilai kearifan lokal yang ada, juga adalah kepedulian kita sendiri terhadap bangunan tersebut,  bagaimana kita mengartikan fungsi dari pada bangunan tersebut, bagaimana kita mengelolanya,  dan bagaimana kita merawatnya. Arsitektur ekologi berfungsi sebagai sarana Edukasi serta Analisis untuk mewujudkan fasilitas-fasilitas fisik yang berwawasan lingkungan, dengan di lakukannya perencanaan secara Arsitektur ekologi,  maka akan di wujudkannya suatu sinergisitas (keselarasan) antara fasilitas fisik dengan Lingkungan.

C.    PENGERTIAN ARSITEKTUR GEOLOGI
Secara etimologis, geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya.

Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.

Secara keseluruhan bumi ini terdiri dari beberapa lapisan yaitu :
1.      Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelubungi Bumi
  1. Hidrosfer, yaitu lapisan air yang berada di permukaan Bumi
  2. Biosfer, yaitu Lapisan tempat makhluk hidup
  3. Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun Bumi
Jadi, arsitektur geologi adalah perancangan yang dilakukan dengan pendekatan ilmu geologi, yaitu dengan memperhatikan aspek lapisan yang menyusun bumi, diantaranya atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan lithosfer.

REFERENSI
http://arsitekturlingkungan.blogspot.co.id
http://thegreatarsitektur.blogspot.co.id