Jumat, 13 Januari 2017

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA SEBUAH PROYEK

TUGAS 2

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Nama Saya Ilham Sulthony dari kelas 3TB06 dari Jurusan Arsitektur Gunadarma. Di sini, Saya akan sedikit memberikan tanggapan Saya terhadap contoh kontrak kerja sebuah proyek pembangunan rumah serta mengevaluasinya jika terdapat sebuah pasal dalam kontrak kerja yang mungkin terlihat janggal. Untuk contoh kontrak kerjanya bisa di download & dilihat disini :
                Atau bisa dilihat di lampiran berikutnya.
                Langsung saja, Saya akan membahas surat tersebut satu per satu. Pertama, surat perjanjian kontrak kerja tersebut alangkah lebih baiknya jika tertera atau tertulis nama paket pekerjaan, nomor kontrak, dan tanggal kontrak ataupun biasa disebut lingkup kerjasama yang tercantum dalam pasal tersendiri terkait hal tersebut. Misalnya, seperti contoh di bawah ini :
                Nama Paket       : ……………………………….
                No. Kontrak        : ……………………………….
                Tgl. Kontrak        : ……………………………….
                Dengan adanya tambahan format seperti di atas pada pasal lingkup kerjasama, maka akan memperjelas proyek yang akan dikerjakan, apakah itu proyek renovasi, pembangunan lanjutan, atau yang lainnya. Untuk nomor kontrak bisa memperkuat isi surat tersebut menjadi resmi/formal dan terlihat sebuah kerapihan pada dokumentasi persuratan. Biasanya juga kontraktor pasti ada nomor surat keluar dari setiap proyek yang dikerjakan.
                Kedua, menurut saya ada pasal tambahan berupa kejelasan kepengurusan perizinan IMB & lainnya ataupun perpajakan. Walaupun itu diluar biaya kontrak, setidaknya ada pernyataan tertulis untuk siapa yang bertanggung jawab & membiayai hal tersebut.
                Kemudian yang ketiga, yaitu kurang jelas berupa jumlah lantai pada satu unit bangunannya. Menurut saya, dengan jumlah segitu (yang tertera) untuk membangun 2 atau 3 lantai masih kurang biayanya. Mungkin saran Saya ada keterangan luas bangunan dan jumlah lantainya yang akan terbangun nanti, jadi mungkin bisa masih di perhitungkan biayanya kembali. Kalo pandangan Saya, untuk bangun rumah 2 lantai dengan total luas bangunan 150m² sudah cukup biaya segitu.
                Lalu yang keempat, kurangnya pasal untuk tukang yang mengerjakan proyek itu, misalkan pasal yang mengatur tentang keamanan atau safety pada tukang yang mengerjakan proyek agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Karena hal itu penting juga bagi keselamatan nyawa seseorang.




                Mungkin beberapa pasal lainnya sudah cukup jelas dan contoh dari surat kontrak kerja ini bisa dijadikan sebuah referensi untuk membuat surat kontrak kerja proyek khususnya untuk rumah tinggal. Pesan Saya terhadap orang yang membuat kontrak kerja harus bisa membuat kontrak kerja sejelas-jelasnya dan dapat dipertanggungjawabkan dan bagi yang mendapat tanggung jawab untuk mengerjakan proyek atau bisa dibilang kontraktor, wajib membaca surat perjanjian kontrak kerja sebaik-baiknya. Sehingga, misalkan jangan sampai timbul ketidaksesuaian antara biaya/budget/fee yang dibayarkan dengan profesionalitas kerja & waktu kerja serta teliti agar kita tidak merasa dirugikan oleh pihak lainnya.
                Karena mungkin banyak ada kejadian juga, antara surat perjanjian kontrak kerja dengan fakta pekerjaan di lapangan berbeda. Misalnya, untuk mengerjakan sebuah proyek besar dalam skala waktu tertentu tidak sesuai dengan bayaran atau kita malah diperbanyak pekerjaannnya dengan angka yang sedikit.
                Itu saja yang bisa Saya tanggapi akan hal ini, kurang lebihnya mohon maaf jika Saya kurang begitu jelas menanggapi SPK ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

















Lampiran Surat
SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA
PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL


Pada hari ini, Kamis tanggal enam September tahun dua ribu sembilan, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama                : Eko Arifin
Pekerjaan          : Swasta
Alamat               : Jl. Dukuh Kupang Jaya VII-A / 17 Surabaya

bertindak sebagai pemilik rumah yang dalam hal ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA

Nama                : Yudi Darmanto
Pekerjaan          : Kontraktor
Alamat               : Jl. Sumatra III No. 7D Surabaya

bertindak sebagai kontraktor yang dalam hal ini disebut sebagai PIHAK KEDUA

Dengan ini kedua belah pihak menyatakan untuk saling mengikat diri mengadakan perjanjian kerja untuk pembangunan rumah untuk selanjutnya diatur dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.

Pasal 1
Macam dan Tempat Pekerjaan

PIHAK PERTAMA memberikan tugas pada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan pembangunan rumah yang berlokasi di Jl. Panglima Polim 1-A No. 3 Surabaya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar terlampir yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.

Pasal 2
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan seperti yang tersebut dalam pasal 1 akan dimulai pada hari senin, 14 September 2009 dan harus diselesaikan dalam waktu maksimal 180 (seratus delapan puluh) hari kerja.

Pasal 3
Pelaksanaan Pekerjaan

1.    PIHAK KEDUA harus mulai melaksanakan pekerjaan sesuai tanggal yang ditetapkan bersama dan tidak dibenarkan melakukan penyimpangan atau pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan bersama.
2.    PIHAK KEDUA harus bekerja berdasarkan data-data yang lengkap dan tidak diperkenankan memutuskan sendiri perkara-perkara yang ada di luar gambar kerja (bestek) dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
3.    PIHAK PERTAMA harus memberikan detail spesifikasi material bangunan yang dianggap perlu apabila belum tertera di gambar kerja maupun RAB.

Pasal 4
Biaya Pelaksanaan

Biaya pelaksanaan pekerjaan untuk proyek rumah tinggal tersebut adalah sebesar Rp. 562.500.000,- (Lima Ratus Enam Puluh Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah), untuk 1 (satu) unit bangunan. Harga borongan tersebut sudah mencakup bahan material, upah pekerja, keuntungan kontraktor dan tidak termasuk Pajak-pajak serta biaya perijinan.

Pasal 5
Prosedur Penagihan dan Pembayaran

Prosedur pembayaran PIHAK PERTAMA pada PIHAK KEDUA sesuai dalam pasal 4 akan dilakukan secara bertahap sesuai 6 (enam) termin yang disepakati bersama sebagai berikut.
a.    Termin I (satu)
Dibayarkan sebagai uang muka saat penandatanganan kontrak ini yaitu sebesar 20% dari nilai pelaksanaan (pasal 4)
20% x Rp. 562.500.000,- = Rp. 112.500.000,-

b.    Termin II (dua)
Dibayarkan setelah seluruh pekerjaan pondasi selesai dan sudah memulai pekerjaan pasangan dinding batu bata dan urugan lantai, sebesar 20%.
20% x Rp. 562.500.000,- = Rp. 112.500.000,-

c.    Termin III (tiga)
Dibayarkan setelah pemasangan dinding batu bata dan plesteran dinding selesai lalu atap sedang dikerjakan, sebesar 20%.
20% x Rp. 562.500.000,- = Rp. 112.500.000,-

d.    Termin IV (empat)
Dibayarkan setelah pekerjaan atap selesai dan mulai mengerjakan pekerjaan pemasangan plafon, dan acian dinding mulai dikerjan, sebesar 20%.
20% x Rp. 562.500.000,- = Rp. 112.500.000,-

e.    Termin V (lima)
Dibayarkan setelah pekerjaan pemasangan lantai dan pengecatan sedang dilakukan, sebesar 15%.
15% x Rp. 562.500.000,- = Rp. 84.375.000,-

f.     Termin VI (enam)
Dibayarkan pada saat seluruh pekerjaan selesai 100%, setelah habis masa pemeliharaan selama 3 (tiga) bulan sesuai dengan pasal 6, sebesar 5% dari nilai pekerjaan.
5% x Rp. 562.500.000,- = Rp. 28.125.000,-

Pasal 6
Masa Pemeliharaan

1.    Masa pemeliharaan untuk setiap pekerjaan ditentukan selama 3 (tiga) bulan, sejak berita acara serah terima pekerjaan ditandatangani
2.    Pada saat berakhirnya masa pemeliharaan tersebut, kedua belah pihak akan menandatangani berita acara serah terima yang kedua dan dianggap sebagai serah terima pekerjaan yang terakhir.
3.    Serah terima pekerjaan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

Pasal 7
Pekerjaan Tambah Kurang

1.    Jika di kemudian hari dalam proses pelaksanaan konstruksi terdapat pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang akibat perubahan spesifikasi material bangunan atau gambar kerja, maka hal tersebut akan diatur dalam addendum tersendiri.
2.    Setiap pekerjaan tambah atau kurang harus melalui dan dari PIHAK PERTAMA
3.    Pekerjaan tambah atau kurang yang melalui PIHAK KEDUA akibat masalah teknis, harus diberitahukan pada PIHAK PERTAMA.
4.    PIHAK PERTAMA berhak tidak menyetujui, membongkar dan tidak mengganti biaya apabila terdapat pekerjaan tambah yang dilakukan PIHAK KEDUA tanpa sepengetahuan PIHAK PERTAMA.

Pasal 8
Pengawas Lapangan

1.    Sebagai pengawas pekerjaan akan dilakukan langsung oleh PIHAK PERTAMA atau orang yang ditunjuk dan diberi kuasa oleh PIHAK KEDUA dan diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA.
2.    PIHAK PERTAMA berhak sewaktu-waktu mendatangi, mengawasi, memeriksa pekerjaan ataupun menanyakan kepada setiap pekerja lapangan (tukang atau mandor) yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
3.    PIHAK KEDUA harus bersedia jika diminta mendampingi oleh PIHAK PERTAMA dalam pengawasan pekerjaan di lokasi proyek.

Pasal 9
Sub Kontraktor

Keseluruhan pekerjaan merupakan tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya, oleh karena itu tidak diperkenankan memberikan pekerjaan tersebut kepada PIHAK KETIGA atau orang lain di luar Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini.

Pasal 10
Force Mejeur

1.    Yang dimaksud keadaan Force Majeur adalah berbagai keadaan yang mengganggu kelancaran pelaksanaan proyek seperti:
a.    Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, angin topan, banjir, kebakaran, dll) yang bisa menyebabkan terganggunya jalannya proses konstruksi.
b.    Kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter (devaluasi) atau kenaikan harga BBM yang mengakibatkan proyek tersebut terganggu secara teknis maupun anggaran biaya.
c.    Peperangan atau huru-hara yang mengakibatkan proyek tidak bisa dilanjutkan.
2.    PIHAK KEDUA harus memberitahukan pada PIHAK PERTAMA tentang gangguan yang dimaksud beserta kendala dan akibat yang ditimbulkan paling lambat 2 x 24 jam terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, jika tidak maka akan dianggap tidak terjadi force majeur.
3.    Jika terjadi force majeur, PIHAK KEDUA harus memberikan itikad baik mengenai kelanjutan proyek.
4.    Dalam keadaan yang disebutkan dalam pasal 1, maka kedua belah pihak bisa bermusyawarah untuk kesepakatan dalam memutuskan keberlanjutan proyek.

Pasal 11
Sanksi – Sanksi

1.    Apabila PIHAK KEDUA tidak sanggup memenuhi kesepakatan yang tercantum pada pasal 2 yaitu waktu pelaksanaan melebihi waktu yang disepakati bersama (180 hari), maka PIHAK PERTAMA berhak mengklaim 1% dari nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan.
2.    Keterlambatan pelaksanaan proyek dapat ditolerir apabila terjadi force majeur sesuai pasal 10 ayat 1.
3.    Apabila kualitas pekerjaan yang dilaksanakan PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan spesifikasi gambar kerja dan RAB, maka PIHAK PERTAMA berhak menunda pembayaran termin sampai kesepakatan lebih lanjut atau berhak memutuskan secara sepihak Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini.
4.    Apabila PIHAK PERTAMA lalai atau terlambat membayar termin kepada PIHAK KEDUA atas pekerjaan yang sesuai prosedur yang benar, maka PIHAK KEDUA berhak secara sepihak menghentikan jalannya proyek dengan sepengetahuan PIHAK PERTAMA (secara tertulis) sampai batas waktu yang ditentukan.
5.    Sehubungan dengan ketentuan pada ayat 3 di atas, maka PIHAK PERTAMA mempunyai hak secara penuh untuk mencari dan menggunakan kontraktor lain untuk menggantikan pekerjaan PIHAK KEDUA dengan memberitahukannya terlebih dahulu.

Pasal 12
Kewajiban Pihak Kedua

1.    PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah tercantum pada gambar kerja dan RAB yang sudah disepakati bersama.
2.    PIHAK KEDUA bisa mendatangkan/ menambah tenaga kerja tanpa sepengetahuan PIHAK PERTAMA jika jadwal pelaksanaan sudah cenderung terlambat dari jadwal yang sudah disepakati bersama.

Pasal 13
Perselisihan

Jika dalam menjalankan Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini terdapat perselisihan atau perbedaan pendapat, maka kedua belah pihak akan menempuh jalan musyawarah mufakat. Apabila tidak tercapai, maka dapat dilimpahkan ke instansi yang berwenang.

Pasal 14
Penutup

1.      Jika terdapat hal-hal penting yang belum diatur dalam Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini, maka kedua belah pihak secara mufakat akan menetapkan kemudian hari.
2.      Demikian Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini dibuat dengan rangkap 2 (dua) bermaterai dan ditandatangani untuk masing-masing pihak dan merupakan surat perjanjian yang mengikat dan sah di mata hukum.



Surabaya, 6 September 2009

                 PIHAK PERTAMA                                                    PIHAK KEDUA





                        Eko Arifin                                                            Yudi Darmanto

                    Pemilik Rumah                                                           Kontraktor

PERMASALAHAN YANG TIMBUL DI DALAM PROYEK

TUGAS 1

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
                Kali ini Saya akan membahas tentang permasalahan yang biasa terjadi dalam sebuah proyek. Untuk pembahasan kali ini, Saya akan share dari pengalaman Ayah Saya. Untuk memulai sebuah pekerjaan biasanya ada tender. Dengan adanya hasil kemenangan pada tender, pasti bisa ditentukan perusahaan mana yang akan mengerjakan proyek tersebut. Ayah Saya lulusan Teknik Sipil, pada suatu kesempatan Dia bekerja atau kerja sama dengan Perusahaan Kontraktor yang menang tender itu untuk mengerjakan proyek pembangunan sebuah kantor di Lido, Sukabumi. Menurut Saya, Ayah Saya ini bekerja sebagai pengawas atau orang MK-nya. Setelah pekerjaan dimulai timbulah permasalahan antara kontraktor itu. Salah satunya adalah bahan material atau spesifikasi bahan. Si kontraktornya ini menggunakan bahan yang spesifikasinya kurang baik, tetapi Ayah Saya selalu menyarankan agar diganti atau pakai material yang baik, dengan standar SNI kualitas bagus. Tetapi, Si kontraktor ini (kenalan Ayah Saya) selalu mengabaikan atau tidak begitu peduli. Memang terkadang kita harus bersabar menghadapi rekan kerja yang seperti ini. Suatu saat ada bahan material datang dan pembangunan kantor telah mencapai target 20%, ternyata pas Ayah Saya cek bahan materialnya kurang begitu bagus, akhirnya Ayah Saya komunikasikan ke Si kontraktor untuk mengevaluasi bahan material lagi. Terkadang, di respon dengan baik terkadang juga masih di abaikan. Yaaaa, walaupun pada akhirnya pembangunan itu berjalan lancar dan 100% kelar.
                Terkadang permasalahan yang sering muncul adalah pemakaian waktu kerja, waktu kerja yang tidak sesuai tetapi kita dibayar hanya sekian persen mungkin itu menjadi hal yang kurang berkenan di hati kita. Tetapi walau apapun dan sebesar apapun nilai proyek tersebut selagi kita masih bisa mengerjakan dan bersikap profesional, maka kita akan bertanggung jawab akan hal itu. Karena pada kenyataannya, Ayah Saya mengambil pekerjaan walaupun cuma sekian puluh juta dengan mandor atau boss yang kurang begitu paham dengan standarisasi pekerjaan terutama material, tetapi dengan fee segitu Ayah Saya tetap bekerja dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup.
                Karena di zaman sekarang mencari pekerjaan cukup sulit dan di dunia konstruksi ataupun proyek infrastruktur, terkadang bisa di bilang dunia gelap/hitam. Karena kita gatau mana yang bener, mana yang jujur. Tetapi, apapun itu, kita harus memilih jalan yang benar & jujur. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.