PENGERTIAN
GREEN ARCHITECURE
Ada
beberapa pengertian tentang GREEN ARCHITECTURE, antara lain :
1.
Green Architecture atau Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi,
air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan
perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh
membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau merupakan langkah
untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan
perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal.
2.
Green Architecture atau Arsitektur Hijau merupakan desain yang
mempertanggungjawabkan kelestarian dari lingkungan sekitar dan mempunyai
konstruksi yang ramah lingkungan. Green Architecture tidak melulu hanya
mengintegrasikan fasad bangunan yang hijau dan banyak tanaman tetapi membangun
sebuah bangunan yang berkelanjutan maksudnya adalah bangunan hemat energi dan
ramah lingkungan.
3.
Green Architecture atau Arsitektur Hijau ialah sebuah
konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan
alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih
sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya
alam secara efisien dan optimal. Konsep
arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat
keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan dan penggunaan sistem
utilitas yang sangat baik.
PRINSIP-PRINSIP
GREEN ARCHITECTURE
Penjabaran prinsi-prinsip Green Architecture beserta langkah-langkah mendesain Green Building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design for Sustainable
Future:
1. Conserving Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:
1. Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan
menghemat energi listrik.
2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal
sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke
bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari
untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain
itu juga menggunakan alat kontrol pengurangan intensitas lampu otomatis sehingga
lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang
tertentu.
4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan
energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang
bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
6. Bangunan tidak menggunakan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh
penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
7. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui pendekatan Green Architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
2. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan
udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan
membuat kolam air di sekitar bangunan.
4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk
mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk
tapak yang ada.
2. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain
bangunan secara vertikal.
3. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan Green Architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas
menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip Green Architecture pada dasarnya
tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar
parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu,
sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan Green Architecture yang ada secara
keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.
SIFAT-SIFAT
BANGUNAN GREEN ARCHITECTURE
A. Sustainable ( Berkelanjutan )
Yang berarti
bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman,
konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan –
perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
Istilah
keberlanjutan juga menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri
Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustainable development) tahun 1987 sebagai
pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan
potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
B.
Earthfriendly ( Ramah lingkungan )
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan
berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah
lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya
dalam perusakan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi. Oleh karena itu bangunan berkonsep green architecture
mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi, dan aspek – aspek
pendukung lainnya.
C. High
Performance Building
Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu
sifat yang tidak kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini
adalah “High performance building”.
Mengapa pada bangunan green architecture harus mempunyai sifat ini? Salah satu
fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memanfaatkan
energi yang berasal dari alam ( Energy of nature ) dan dengan dipadukan dengan
teknologi tinggi ( High technology performance ). Contohnya :
1).
Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan energi panas matahari
sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.
2.)
Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang, penggunaan konstruksi
– konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat
mendukung konsep green architecture. bangunan perkantoran yang menggunakan
bentuk bangunan untuk menyatakan symbol green architecture.
CONTOH
BANGUNAN BERKONSEP GREEN ARCHITECTURE
1.) Healthy House ( Indonesia )
Salah satu
prinsip Green Architecture adalah working with Climate (bekerjasama dengan
iklim). Wilayah Indonesia yang beriklim tropis dengan ciri-ciri udara panas-lembab,
curah hujan rata-rata cukup tinggi dan sinar matahari yang bersinar sepanjang
tahun, diperlukan penanganan khusus dalam merancang bangunan Healthy House pada
daerah tropis. Perencanaan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan ini akan
memperoleh hasil yang maksimal. Tidak jarang kita temui bangunan dibuat tanpa
memperhitungkan aspek iklim, misalnya dengan menggunakan dinding kaca
keseluruhan, padahal pantulan sinar dan panas matahari menambah panas dalam
ruangan.
2.) Architecture Design Kindergarten School ( Croatia )
Kindergarden School berdiri diatas sebidang tanah dengan
luas 2300 m2 .s
Sekolah ini didirikan dengan sebuah konsep green architecture. Hal ini dapat
dilihat dari bentuk dan pengaturan sirkulasinya. Sekolah ini banyak mengambil
ruang terbuka untuk mengambil sirkulasi udara alami dan memanfaatkan kaca –
kaca sebagai pencahayaan alami melaui sinar matahari.
3.) Gedung Perpustakaan Nasional
Singapura
Gedung
ini menggunakan teknik-teknik kinerja konsumsi energi yang rendah (Ir Jimmy
Priatman, M Arch. Perpustakaan Nasional Singapura dirancang sebagai
state-of-the art nya perpustakaan untuk di iklimtropis.Dibuka untuk umum di
tahun 2005Terdiri dari 16 lantai dengan luas tiap lantai kira-kira 58,000 m2
Kira-kira 6,000-8,000 m2 dirancang sebagai ‘green spaces.’ Kehadiran landskap
yang teduh, telah mengurangi temperatur permukaan bangunan. Panas diteruskan ke
udara bebas, sehingga meningkatkan kondisi termal dalam ruangan.
4.) The Modern Design of High Rise Building with
Garden di Cina
MAD Architects telah merancang
model bangunan yang akan berlokasi di Chonquing, Cina. Bangunan tinggi ini
bukan desain bangunan kaku biasa. Ini adalah ide inovatif dalam desain
bangunan. Bangunan futuristik dihubungkan oleh sebuah struktur silinder inti,
setiap lantai telah ditempatkan sedikit dari pusat, memberikan tampilan gedung
ini unik.
Konsep dari susunan lantai
menciptakan persepsi bahwa setiap lantai mengambang di atas yang lain. Di sini,
di gedung ini, sifat dan kota metropolis perkotaan pencampuran menjadi hutan
kota. Taman balkon adalah ide besar desain bangunan ramah lingkungan.
5.) Vertical Village -Mix- use Building wiht Solar
Panels in Dubai
Vertikal Village adalah
bangunan tinggi yang dirancang untuk mengurangi keuntungan dan memaksimalkan
produksi surya surya. Untuk mengurangi penetrasi matahari, di sisi utara dan
pada arah timur-barat bangunan ini menggunakan campuran self-teduh. Agregasi
energi matahari dimaksimalkan oleh kolektor surya di sebelah selatan. Bangunan
ini memiliki bentuk sudut futuristik seperti jaring laba-laba. Gedung ini
dimaksudkan untuk mendapatkan Sertifikat Emas LEED.